Anak Batuk, Perlukah Obat?
Anak Batuk, Perlukah Obat? - Hallo Teman Teman Sehat Barengkuy, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Anak Batuk, Perlukah Obat?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel artikel, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Anak Batuk, Perlukah Obat?
link : Anak Batuk, Perlukah Obat?
Anda sekarang membaca artikel Anak Batuk, Perlukah Obat? dengan alamat link https://hidupsehatitubaguslo.blogspot.com/2012/06/anak-batuk-perlukah-obat_9.html
Judul : Anak Batuk, Perlukah Obat?
link : Anak Batuk, Perlukah Obat?
Anak Batuk, Perlukah Obat?
Orangtua sebaiknya berhati-hati dalam memberikan obat batuk, khususnya pada balita. Apabila batuk dirasakan tidak terlalu menganggu dan berbahaya, anak sebaiknya cukup diberikan air putih atau ASI saja (usia di bawah 6 bulan).
Ada beberapa jenis obat batuk yang tersedia dipasaran, seperti ekspektoran dan antitusif. Menurut dokter spesialis anak di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina dr. Herbowo Soetomenggolo, untuk anak di bawah usia 6 tahun, penggunaan obat batuk antitusif tidak dianjurkan karena justru dapat memicu masalah yang lebih serius seperti pneumonia.
"Batuk adalah suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan lendir dan kuman. Jadi bagaimana anak bisa mengeluarkan lendir atau kuman kalau diberikan antitusif," kata Herbowo saat acara temu media di Jakarta.
Antitusif adalah senyawa yang bekerja dengan menekan pusat batuk. Obat-obat antitusif ini menghentikan rangsangan batuk, menurunkan frekuensi dan intensitas dorongan batuk karena refleks batuk ditekan atau dihambat.
Herbowo menerangkan, pemberian antitusif akan membuat lendir dan kuman menetap di dalam paru-paru sehingga akan berkembang biak. Masa inkubasi (dari kuman masuk sampai menimbulkan penyakit) biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Tapi, bila yang masuk adalah kuman pneumonia yang ganas, hanya dalam waktu satu hari bisa langsung menimbulkan gejala sesak dan kematian.
"Makanya pada anak yang sedang batuk obat ini sangat tidak dianjurkan. Kalau anak masih di bawah 6 bulan minum beri saja ASI. Karena ASI dan air putih adalah pengencer dahak yang paling baik," katanya.
Herbowo menganjurkan, kalau memang batuk pada anak terlihat sangat mengganggu dan butuh obat, sebaiknya berikan obat batuk pencencer dahak (ekspektoran) dan obat yang bisa membantu mengeluarkan dahak. Penggunaan obat batuk pada anak adalah pilihan terakhir. Bilamana anak mengalami batuk yang disebabkan oleh flu biasa, maka tanpa diberikan obat gejala batuk-batuk ini akan hilang dengan sendirinya.
Ada beberapa jenis obat batuk yang tersedia dipasaran, seperti ekspektoran dan antitusif. Menurut dokter spesialis anak di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina dr. Herbowo Soetomenggolo, untuk anak di bawah usia 6 tahun, penggunaan obat batuk antitusif tidak dianjurkan karena justru dapat memicu masalah yang lebih serius seperti pneumonia.
"Batuk adalah suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan lendir dan kuman. Jadi bagaimana anak bisa mengeluarkan lendir atau kuman kalau diberikan antitusif," kata Herbowo saat acara temu media di Jakarta.
Antitusif adalah senyawa yang bekerja dengan menekan pusat batuk. Obat-obat antitusif ini menghentikan rangsangan batuk, menurunkan frekuensi dan intensitas dorongan batuk karena refleks batuk ditekan atau dihambat.
Herbowo menerangkan, pemberian antitusif akan membuat lendir dan kuman menetap di dalam paru-paru sehingga akan berkembang biak. Masa inkubasi (dari kuman masuk sampai menimbulkan penyakit) biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Tapi, bila yang masuk adalah kuman pneumonia yang ganas, hanya dalam waktu satu hari bisa langsung menimbulkan gejala sesak dan kematian.
"Makanya pada anak yang sedang batuk obat ini sangat tidak dianjurkan. Kalau anak masih di bawah 6 bulan minum beri saja ASI. Karena ASI dan air putih adalah pengencer dahak yang paling baik," katanya.
Herbowo menganjurkan, kalau memang batuk pada anak terlihat sangat mengganggu dan butuh obat, sebaiknya berikan obat batuk pencencer dahak (ekspektoran) dan obat yang bisa membantu mengeluarkan dahak. Penggunaan obat batuk pada anak adalah pilihan terakhir. Bilamana anak mengalami batuk yang disebabkan oleh flu biasa, maka tanpa diberikan obat gejala batuk-batuk ini akan hilang dengan sendirinya.
"Bilamana batuk-batuk berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya bawa ke dokter untuk mencari penyebabnya, sehingga obat yang diberikan tepat guna dan sasaran," tutupnya.
Demikianlah Artikel Anak Batuk, Perlukah Obat?
Sekianlah artikel Anak Batuk, Perlukah Obat? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Anak Batuk, Perlukah Obat? dengan alamat link https://hidupsehatitubaguslo.blogspot.com/2012/06/anak-batuk-perlukah-obat_9.html
Belum ada Komentar untuk "Anak Batuk, Perlukah Obat?"
Posting Komentar